Roti Maryam / Roti konde, roti cane, dan roti pratha sekilas memang mirip dan membingungkan bagi yang belum tahu dengan jelas. Konon juga seketurunan dengan roti Naan dari India utara atau bahkan kerala Porotta dari India Selatan. Bahan dasarnya kurang lebih sama, yakni tepung terigu, air, telur, dan mentega / lemak hewani seperti ghee misalnya. Bentuk ketiganya juga terlihat sama, yakni rata atau ceper dan rasanya gurih karena ada lemaknya. Di India sendiri roti jenis ini menjadi makanan rakyat sehari – hari yang disantap dengan lauk-pauk lainnya. Biasanya menjadi menu sarapan atau dapat juga sebagai camilan dan seolah lekat dengan tradisi mereka. Paratha ini menyebar ke seluruh penjuru dunia, mulai Myanmar yang disebut Palata, di Mauritius disebut farata, dan di Trinidad Tobago disebut Buss Up Shut. Untuk kawasan Malaysia dan sekitarnya, varian paratha ini disebut juga roticanai. Sedangkan di Indonesia sendiri, disebut roti Maryam atau roti cane.
Asal usulnya kurang lebih sama, tapi lebih didominasi orang-orang keturunan Arab. Awalnya roti Maryam hanya dapat dijumpai di kampung–kampung Arab atau di rumah makan khas timur tengah. Menurut tradisi, roti maryam disajikan dengan ditaburi gula atau madu bila ingin rasa manis, dan gulai kacang hijau atau gulai kambing. Belakangan, variasi penyajian roti Maryam juga semakin beragam. Dan seiring berjalannya waktu roti Maryam juga dijual dalam bentuk matang 90%. Sajian Khas Berselera Di Meja Rumah Salah satu pengusaha yang menjadi pemain penting dalam industri ini adalah Syarifah Azizah atau yang akrab disapa Umi Ipah. Dengan mengusung bendera Gadrie Food CV Abdi Walidain, ibu dari empat anak ini berhasil membawa usahanya melejit hingga namanya terkenal tidak hanya di Jakarta, namun sampai ke Medan dan Aceh.
0 komentar:
Posting Komentar